id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Sejarah Pemikiran dan Kelembagaan Ekonomi Indonesia

Universitas Indonesia > Berita > Sejarah Pemikiran dan Kelembagaan Ekonomi Indonesia

IMG_3975Jumat (21/08/2015), Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI menggelar seminar bertajuk “Sejarah Pemikiran dan Kelembagaan Ekonomi Indonesia”. Seminar ini menghadirkan Guru Besar FEB UI Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro Jakti. Seminar yang diadakan di Auditorium FIB UI tersebut dihadiri oleh sivitas akademika UI yang terdiri dari para dosen, mahasiswa S1 hingga S3 serta beberapa undangan dari luar negeri.

Dalam pemaparannya, Dorodjatun menyampaikan topik tentang “Refleksi Sejarah Indonesia Modern: Indonesia Masih Mencari Sistem Ekonomi-Politik”. Mengawali diskusi, Dorodjatun mengatakan bahwa sebagian beban yang dipikul bangsa Indoensia saat ini merupakan beban masa lalu yang belum tuntas. Menurutnya, beban ekonomi yang harus ditanggung bangsa Indonesia masih akan berlangsung hingga tahun 2030 mendatang.

Dorodjatun melanjutkan, Indonesia hingga saat ini masih terus mencari sistem ekonomi-politik yang tepat. Persoalan utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia terkait dengan perekonomian nasional adalah belum ditemukannnya metode yang tepat dalam melakukan pengelolaan ekonomi antara market dan state. Dia juga menambahkan bahwa amandemen pasal 33 UUD NRI tahun 1945 belum mampu menyelesaikan permasalahan ekonomi tersebut.

Berbicara mengenai sejarah pemikiran ekonomi, Dorodjatun mengatakan belum ada pihak yang mengkaji sejarah pemikiran ekonomi Indonesia. Sementara itu, dalam mengatasi permasalahan ekonomi, salah satu upaya yang mesti dilakukan adalah dengan melakukan pengkajian akan hal tersebut. Hal itu disebabkan bahwa kita (baca: bangsa Indonesia) harus belajar dari sejarah, termasuk dalam bidang perekonomian. Menurutnya, sesuatu yang lama bukan berarti selalu buruk/salah, “Because there are useful parts of history that can be used for future journey” katanya.

Selain melihat perkembangan perekonomian dalam negeri, Dorodjatun mengajak partisipan untuk melihat perkembangan dan perjalanan perekonomian dunia yang pada intinya sejak tahun 1985 dunia tidak pernah mengalami ekonomi yang stabil, hal ini bersumber dari berbagai macam latar belakang. Di dalam negeri sendiri, gejolak ekonomi dilatarbelakangi oleh keamanan seperti terorisme. Ada tiga hal yang dapat menciptakan ekonomi yang baik yaitu reformasi, demokratisasi, dan desentralisasi. Selain itu, Pancasila, Pembukaan UUD NRI 1945, dan wawasan nusantara memiliki peranan sangat penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

 

Penulis : Kelly Manthovani

Related Posts

Leave a Reply