id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Siapa bilang masuk UI mahal?

Universitas Indonesia > Uncategorized > Siapa bilang masuk UI mahal?

Universitas Indonesia selama ini merupakan salah satu kampus tujuan favorit siswa SMA se-Indonesia. Sebagai institusi terkemuka, UI selalu berusaha menghasilkan mahasiswa yang berkualitas secara akademik dan non-akademik. Namun, dibalik segala popularitas dan kualitas tersebut, ternyata masih banyak calon mahasiswa yang ragu untuk masuk ke UI karena takut terhambat masalah biaya. Padahal, pada kenyataannya, di UI sendiri telah ada sistem Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan (BOP-B) dan dan cara-cara lain yang memungkinkan setiap siswa yang kurang mampu untuk dapat tetap menimba ilmu di UI. Fakta berbicara, ternyata banyak juga mahasiswa yang berasal dari kalangan kurang mampu pada akhirnya dapat berkuliah di UI tanpa harus merasa terbebani oleh masalah biaya. Salah satunya contohnya adalah Indita Safira, mahasiswi Sastra Inggris yang masuk ke UI melalui mekanisme SNMPTN Tulis tahun 2012.

Latar belakang Safira sendiri berasal dari keluarga sederhana, dimana sang ibu berprofesi sebagai penyalur sayur disalah satu rumah makan di Cikini dan ayahnya adalah seorang pensiunan pabrik. Meskipun berasal dari keluarga yang sederhana, ia tidak patah semangat dalam belajar untuk menggapai cita-citanya memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini berbeda dengan teman-temannya yang hanya berkeinginan untuk menamatkan SMP atau SMA yang kemudian langsung bekerja. Demi menggapai cita-citanya tersebut, Safira selalu belajar dengan tekun di Sekolah Masjid Terminal (Master), Depok, yaitu sekolah yang khusus menampung anak-anak yang kurang mampu namun masih ingin menimba ilmu. Safira sendiri adalah salah satu dari lima anak lulusan Master yang lulus dan diterima di PTN pada tahun 2012. Meskipun ia telah diterima di UI, ia tidak terlalu khawatir karena masalah pembiayaan dapat teratasi. Hal ini juga diakui oleh ibu Safira, Feri Luna yang mengatakan, “UI memberikan keringanan biaya masuk dan kuliah kok, dan tidak memberatkan juga karena sesuai dengan kemampuan keluarga kami,” tutur sang ibu.

Menurut Rahman Rahmadhan, dari Direktorat Kemahasiswaan, keringanan yang dimaksud oleh ibu Safira adalah sistem BOP-B. Sistem ini membuat biaya yang harus dibayar ke UI dari masing-masing mahasiswa akan menyesuaikan dengan keadaan masing-masing individu. Menurutnya, BOP-B bukanlah mekanisme keringanan ataupun beasiswa di mana harus memiliki prasyarat kondisi tertentu untuk mengajukannya. Setiap calon mahasiswa baru S1 reguler berhak untuk mendapatkan pembebanan biaya sesuai dengan kemampuan penanggung biaya masing-masing dengan memilih mekanisme BOP-B ini. Jadi dapat dikatakan bahwa BOP-B adalah mekanisme di awal untuk menentukan besaran biaya kuliah. BOP-B juga mempunyai sistem update yang dilakukan setiap dua semester sehingga setiap mahasiswa yang merasa bahwa kondisi keuangannya sudah berubah dan tidak lagi mampu membayar dengan jumlah yang sama seperti yang telah disepakati sebelumnya, dapat mengubah lagi jumlah biaya yang harus dibayarkan.

Selain sistem BOP-B ini, di UI juga terdapat beasiswa Bidik Misi dari Dikti untuk mahasiswa baru yang memang kurang mampu secara finansial. Mulai tahun 2013, setiap mahasiswa yang masuk ke UI pun bebas dari biaya Uang Pangkal (UP) yang dibayarkan pada awal pertama masuk ke UI sehingga mereka hanya perlu membayar uang SPP per semester saja. Dengan semua sistem yang telah diterapkan tersebut, diharapkan tidak ada lagi calon mahasiswa yang tidak masuk ke UI karena terhambat masalah biaya.

Direktorat Kemahasiswaan UI sendiri juga berperan aktif dalam membantu mahasiswa baru untuk memahami mekanisme keringanan biaya di UI dengan cara membentuk tim khusus yang bertugas menjawab pertanyaan-pertanyaan dari mahasiswa baru, terutama masalah keringanan biaya. Tim khusus ini bernama Sahabat Mahasiswa Baru (SAMABA) UI. Tim terdiri dari mahasiswa dari semua fakultas dan staf yang dipilih oleh Direktorat Kemahasiswaan UI dan telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat membantu mahasiswa baru menyesuaikan diri di kampus UI.

Rahman mengatakan, “Sebelum mendaftar ulang, mahasiswa baru bisa menghubungi SAMABA UI melalui e-mail, SMS Center, Facebook, atau Twitter yang tersedia.” Mahasiswa baru, menurut Rahman, juga bisa datang ke Gedung Pusat Pelayanan Mahasiswa Terpadu (PPMT) UI lantai 1 pada jam kerja untuk dapat bertanya lebih lanjut. “Jadi, tidak ada istilah UI mempersulit siswa kurang mampu untuk masuk UI,” tuturnya. Jadi, jangan takut masuk UI! (WND)

Related Posts

Leave a Reply