id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Sosialisasi dan Workshop Rispro LPDP

Universitas Indonesia > Berita > Sosialisasi dan Workshop Rispro LPDP

26471241281_23b04d5d1c_b

Puluhan dosen dan peneliti Universitas Indonesia menghadiri sosialisasi pendanaan riset di gedung ILRC, Selasa (19/4/2016).

Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) UI bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menggelar acara ini untuk memperkenalkan cara-cara yang perlu ditempuh agar memperoleh pendanaan bagi riset inovatif produktif (rispro).

Kepala Divisi Evaluasi Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan LPDP, Diki Candra, menjadi pemateri pertama dalam acara ini.

Dalam pemaparannya, Diki menyampaikan bahwa pada prinsipnya LPDP membagi dua jenis proposal penelitian, yaitu rispro komersial dan rispro implementatif. Kedua riset tersebut punya tuntutan hasil yang berbeda.

Rispro komersial bertujuan memperkuat industri dan teknologi nasional. Fokus penelitian dalam kelompok ini meliputi pangan, energi, kesehatan & farmasi, pertahanan & kemanan, informasi & komunikasi, dan material maju.

Adapun rispro implementatif diharapkan melahirkan kebijakan atau model yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Tema penelitiannya berupa eco-gowth, tata kelola, sosial keagamaan dan budaya.

UI memiliki 4 proposal penelitian yang berhasil menerima pendanaan oleh LPDP. Itu sebabnya UI berupaya meningkatkan jumlah proposal dengan menghadirkan peneliti penerima pendanaan dalam acara kali ini dalam sosok Dr. Muhammad Luthfi Zuhdi, MA. dan Dr. Eng. Muhammad Sahlan, S.Si., M. Eng.

Mereka berdua bergiliran menyampaikan tips dan trik dalam mengerjakan proposal yang memenuhi syarat LPDP.

Sahlan yang menciptakan produk permen hisap berbahan propolis sudah berhasil melakukan komersialisasi produk. Sedangkan proposal Luthfi yang meneliti kehidupan pesantren dengan kaitan radikalisasi membuatnya menjadi mitra kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Namun, jumlah proposal peneliti yang berasal dari UI masih kalah jauh dari kampus lain. Institut Teknologi Bandung misalnya pada 2015 lalu berhasil meloloskan 7 penerima hibah penelitian.

Sementara, sepanjang program pendanaan LPDP ini berjalan sejak 2013, Universitas Gajah Mada adalah institusi dengan proposal terbanyak yang disetujui dengan 12 judul.

Dalam awal acara, Diki mengatakan, “keunggulan pendanaan dari LPDP adalah fleksibilitasnya.” Hal itu terbukti tidak ada ikatan dinas yang diwajibkan bagi penerima. Pelamar hanya perlu memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

  • Minimal 3 orang (termasuk ketua)
  • Berintegritas, berkomitmen menyelesaikan riset sesuai target
  • Ketua periset bergelar min. doktor dengan rekam jejak riset sesuai dengan bidang yang diusulkan
  • Memiliki roadmap riset
  • Bernaung di bawah badan penelitian kementerian/lembaga riset pemerintah, swasta, perguruan tinggi, atau lembaga lain
  • Usulan riset mendapat persetujuan pimpinan lembaga
  • Ketua periset tidak sedang menempuh studi lanjut dan/atau kegiatan akademik lain

Jadi tunggu apalagi civitas UI? Untuk informasi lebih lengkap mengenai pendanaan rispro LPDP, bisa dilihat di www.lpdp.kemenkeu.go.id.

 

Penulis : Bintoro

Related Posts

Leave a Reply