Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) mengundang secara khusus Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati untuk menyampaikan kuliah bertajuk “APBN untuk Bangsa” yang diadakan pada Senin (28/8).
Dalam kuliah umum tersebut, Sri Mulyani memaparkan beberapa prinsip-prinsip dasar ilmu ekonomi yang akan dipelajari para mahasiswa baru.
Sri Mulyani menyebut dua hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip pasar, yaitu konsumen yang hanya memikirkan kenyamanan dan produsen yang hanya memikirkan keuntungan.
Maka pada praktiknya, di situ lah pemerintah berperan dalam mencegah dan mengoreksi kegagalan pasar.
Meski begitu, pemerintah yang terlalu ikut campur pun berbahaya karena dapat mengacak-acak insentif. Dalam hal ini, Sri Mulyani menekankan pentingnya perhitungan yang matang.
Untuk menjalankan kebijakan atau menyelesaikan permasalahan di pasar, penting untuk paham bagaimana pemerintah dapat ikut serta secara maksimal.
Peran pemerintah dalam mengintervensi pasar dapat terwujud dalam pajak maupun kebijakan. Tantangan yang selalu dihadapi pemerintah adalah pertimbangan soal efisiensi atau ekualitas.
Bagi Sri Mulyani, yang terpenting adalah memikirkan bagaimana produktivitas negara berjalan. Tidak hanya produktivitas di kota-kota pusat, melainkan juga aspek ekualitas di kota-kota pinggiran.
APBN, yang merupakan wewenang pemerintah, justru menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah untuk dapat dialokasikan secara tepat guna dan optimal, mengatur agar pajak bisa terbayar, sehingga utang-utang pun juga bisa dilunasi.
Sri Mulyani kemudian berpesan pada para mahasiswa baru untuk mengasah pemikiran kritis. Berpikir kritis berbeda dengan sinis, katanya.
Apa yang akan mahasiswa baru pelajari melalui buku teks di perkuliahan harus selalu dilihat kenyataannya di lapangan. Menjadi inovatif dan memberi solusi terhadap permasalahan yang ada.
Penulis : Ayu Larasati
