iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222
Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Kesehatan Masyarakat > UI Bangun Kesadaran tentang Fenomena Food Waste di Indonesia

Berdasarkan laporan indeks limbah makanan dari United Nations Environment Programme (UNEP) tahun 2021, limbah rumah tangga merupakan penyumbang terbesar, yakni 569 ton per tahun 2019, diikuti dengan layanan makanan dan jasa lainnya. Indonesia menjadi negara dengan sampah makanan terbesar ke-2 di dunia.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan, terungkap bahwa lebih dari 60% sampah tersebut “disumbangkan” oleh Surabaya dan Bogor dan berasal dari makanan. Oleh sebab itu, pemborosan makanan menjadi isu mendesak yang harus ditangani.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang food wasting, Universitas Indonesia (UI) melalui Dewan Guru Besar (DGB) mengadakan webinar bertajuk “Pangan untuk Semua: Menggugah Kesadaran terhadap Food Waste di Indonesia”, pada Rabu (29/11). Kegiatan ini bertujuan untuk memberi edukasi tentang fenomena food wasting yang saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat.

Ketua DGB UI, Prof. Harkristuti Harkrisnowo, mengatakan bahwa webinar ini tidak hanya membahas food waste, tetapi juga mengulas ide-ide cerdas yang dapat ditindaklanjuti. “Kita akan diperkaya dengan pemahaman yang lebih mendalam dan seperangkat solusi praktis yang dapat diterapkan dalam komunitas, organisasi, dan kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional, Arif Prasetyo Adi, M.T., menyebut kegiatan ini penting dilakukan karena upaya pencegahan food waste di Indonesia memerlukan sinergi berbagai pihak, termasuk para akademisi. Ia berharap acara ini dapat membawa manfaat yang besar bagi semua pihak, khususnya dalam penyusunan rancangan kebijakan penyelamatan pangan yang mengarah pada penguatan ketahanan pangan dan gizi. “Tentunya, kegiatan ini merupakan salah satu langkah menuju pangan kuat Indonesia berdaulat, petani sejahtera, pedagang untung, dan masyarakat tersenyum,” kata Arif.

Pada webinar tersebut, UI menghadirkan beberapa narasumber, yakni Guru Besar Fakultas Teknik UI, Prof. Paramita Atmodiwirjo; Dosen Fakultas Psikologi UI, Dr. Ratna Djuwita, Psikolog; Founder Food Bank of Indonesia, Muhammad Hendro Utomo, MBA; dan Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Prof. Bambang Wispriyono. Keempat narasumber mengulas penyebab perilaku food wasting di masyarakat serta langkah yang tepat untuk menanganinya.

Menurut Dr. Ratna, food waste merupakan akibat dari perilaku manusia, sehingga masuk dalam ruang lingkup psikologi lingkungan. Perilaku food waste berpotensi membuat sisa makanan menjadi tumpukan sampah atau limbah makanan. Berdasarkan Theory of Planned Behavior, jika ingin mengubah perilaku food waste, dapat dilihat dari intensi atau niat untuk menguranginya. Hal tersebut didorong oleh adanya sikap terhadap intensi, norma diri atau harapan sosial, serta persepsi terhadap kemampuan mencegah food waste.

“Terdapat berbagai kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlanjutan pencegahan food waste, seperti sosialisasi, serta pengaturan kebijakan dengan menyediakan mini food bank, yakni kegiatan mengumpulkan dan mendistribusikan makanan untuk mencegah kesenjangan pangan. Upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi limbah makanan terutama yang dihasilkan di lingkungan kampus,” ujar Dr. Ratna.

Untuk mencegah food waste, Prof. Paramita juga menyebut beberapa langkah yang dapat diterapkan. Ia mengutip penjelasan The Urban Food System Approach tentang bagaimana makanan melewati tahap panjang, mulai dari produksi, distribusi, konsumsi, hingga sisa makanan dibuang. “Food waste dapat dicegah jika konsumen mempertimbangkan beberapa hal sebelum membelinya, seperti berapa lama makanan dapat disimpan, berapa porsi makanan yang dibutuhkan, serta apakah kemasan dapat didaur ulang. Selain itu, konsumen harus memanajemen penyimpanan makanan agar tidak menjadi limbah,” katanya.

Pencegahan food waste didukung penuh oleh Hendro. Menurutnya, mengurangi kemubaziran pangan dapat mendorong kehidupan manusia menjadi lebih lestari dan adil. Organisasi Bank Pangan yang dipimpinnya menjadi salah satu elemen sosial yang mendukung sistem pangan berkelanjutan. Hal itu mewakili “triple-win” dalam komunitas mereka, yaitu mengurangi pemborosan makanan dan melindungi lingkungan; memberikan bantuan makanan kepada orang yang kelaparan; dan memperkuat masyarakat melalui dukungan lembaga kemanusiaan setempat.

Meski demikian, masyarakat harus lebih teliti dalam kegiatan konsumsi karena food waste tidak hanya berkaitan dengan produk makanan, tetapi juga produk non-food, seperti kemasan produk yang sulit didaur ulang. Prof. Bambang menjelaskan bahwa food waste terbagi menjadi tiga, yakni not avoidable waste (tidak dapat dihindari dari rantai konsumsi), facultative avoidable waste (terjadi karena kebiasaan konsumen yang berbeda), serta avoidable waste (bisa dihindari melalui pengolahan food waste, seperti program komposisasi, dan sebagainya). Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman lebih lanjut mengenai pengelolaan berbagai jenis food waste.

 

Penulis : Nabila/ Thasya/ Ammara | Editor: Sasa

Related Posts