iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pentingnya Gizi Seimbang dan Pola Hidup Sehat di Masa Pandemi

Universitas Indonesia > Uncategorized > Pentingnya Gizi Seimbang dan Pola Hidup Sehat di Masa Pandemi

Di masa pandemi yang masih belum berakhir, kita tidak hanya dituntut untuk mengikuti protokol kesehatan tetapi juga harus tetap menjaga serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita. Salah satunya dengan menjaga pola hidup sehat dan konsumsi makanan yang bergizi. Gizi seimbang merupakan asupan nutrisi yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan individu, melalui penekanan prinsip keanekaragaman makanan maupun minuman, perilaku hidup bersih, aktifitas fisik, dan memantau berat badan secara teratur. Hal ini penting dilakukan di tengah pandemi guna menjaga kekebalan tubuh dan terhindar dari kerentanan penyakit terutama virus Covid-19.

“Langkah yang perlu kita lakukan yaitu dengan mengesampingkan nafsu makan, dan menggantinya dengan prinsip gizi seimbang,” ujar dr. Anna Maurina Singal, M.Gizi.,Sp.GK (Dokter Spesialis dan Konsultan Gizi Klinik RS UI). Ia juga menegaskan setiap individu untuk tidak membandingkan kebutuhan nutrisi, hal ini dikarenakan setiap individu memiliki pemenuhan nutrisi yang berbeda-beda. Lebih lanjut, ia menyampaikan beberapa aspek yang mempengaruhi perbedaan nutrisi setiap individu seperti jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas. “Kelima hal inilah yang nantinya akan mempengaruhi asupan nutrisi pada tubuh di setiap individu,” kata dr. Anna.

Dalam penyampaian edukasi, Anna juga mengingatkan masyarakat untuk lebih mengenal komponen gizi yang dimakan oleh setiap individu. Mengenali jenis makanan yang dikonsumsi harus digali ketika seseorang sarapan, makan siang, maupun malam. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kadar zat gizi yang telah masuk ke tubuh agar tetap menjaga pola hidup yang sehat dan seimbang.

Tidak hanya sehat dan bergizi, namun nutrisi yang masuk ke tubuh harus seimbang. Artinya, jenis nutrisi yang masuk dan keluar tidak kurang atau pun berlebih. Bila tubuh tidak seimbang maka akan terjadi dua kondisi yaitu surplus dan defisit. Kondisi surplus terjadi ketika kalori atau energi yang masuk ke dalam tubuh jauh lebih besar dibandingkan yang dikeluarkan. Hal ini akan berdampak buruk pada tubuh yaitu kondisi badan berlebih atau obesitas.

Berbeda halnya dengan surplus, kondisi defisit terjadi karena jumlah kalori atau energi yang masuk jauh lebih sedikit dibandingkan yang dikeluarkan. Hal ini akan mengakibatkan badan menjadi kurus dan zat gizi menjadi kurang. Dua kondisi tersebut patut kita hindari agar dapat terhindar dari beberapa komplikasi penyakit yang akan terjadi seperti salah satunya gastritis. Kondisi yang perlu di waspadai adalah ketika seseorang dalam keadaan stres. Stres dapat memicu seseorang menjadi banyak makan yang tidak terkontrol, bahkan secara tidak sadar akan mengalami obesitas kedepannya. Hal inilah yang patut diwaspadai oleh setiap indvidu.

Dalam paparannya, dr. Anna juga menyampaikan untuk penderita obesitas agar lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan. Bila pola makan tidak teratur, hal ini dapat memnyebabkan tubuh rentan terpapar infeksi COVID-19. Selain itu, dr. Anna juga mengimbau masyarakat yang sering makan diluar untuk tetap waspada serta menilai apakah makanan yang dikonsumsi tersebut mengandung zat gizi atau tidak. Ia juga mengingatkan untuk memperhatikan ukuran porsi setiap individu bila makan diluar harus disesuaikan dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Bagi individu yang memiliki zat gizi kurang, kemungkinan hal ini karena memiliki massa otot yang rendah. Massa otot sangat penting untuk dijaga karena sebagai cadangan dari zat protein di dalam tubuh.

Edukasi ini diselenggarakan oleh Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) live Instagram (@rs.ui)  pada, Jumat (14/01). Kegiatan ini bertemakan Ask The Expert dengan topik “Mengatur Gizi Seimbang untuk Hidup yang Lebih Sehat”.

Related Posts