id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan pada Awak Penerbangan Pesawat

Universitas Indonesia > Berita > Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan pada Awak Penerbangan Pesawat

dv2073139Kecelakaan pesawat dapat terjadi karena banyak faktor. Namun, secara umum terdapat tiga faktor umum yang dapat menyebabkan kecelakaan pesawat, yaitu aircraft, human factor, dan environment. Hal tersebut diungkapkan Staf Pengajar Program Spesialis Kedokteran Penerbangan, Fakultas Kedokteran UI Dr. Taufik Pasya Litaay, MM, Sp.KP . Menurut Taufik, faktor lingkungan merupakan faktor yang paling tidak bisa diperkirakan. Pria yang juga menjadi dokter penerbangan di Garuda Indonesia ini menambahkan, keselamatan penerbangan sangat bergantung pada kondisi pilot dan copilot, termasuk kru lain seperti pramugari dan pengendali lalu lintas udara (air traffic controller). “Yang bisa kita lakukan adalah menangani faktor kualitas pesawat dan manusianya, terutama kesiapan pilot dan kopilot untuk terbang,” kata Taufik.

Standar Pemeriksaan Kesehatan bagi Awak Pesawat

Terdapat standar peraturan kesehatan yang harus dilakukan secara rutin oleh setiap maskapai penerbangan di Indonesia. Salah satunya adalah pilot harus menjalanis tes medis terlebih dahulu sebelum mendapatkan izin terbang. Izin terbang tersebut dikeluarka dalam jangka enam bulan, satu tahun, hingga dua tahun, tergantung pada aturan yang berlaku. Taufik melanjutkan, seleksi pilot dan pramugari harus disertai tes kesehatan dari dokter penerbangan atau melalui Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) Kemenhub yang terdiri dari tes MEDEX atau Medical Exemination dan test MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory). Selain itu, terdapat pula tes kesehatan yang dilakukan secara acak untuk mengecek tingkat kesehatan para awak penerbangan. ”Medical check up bagi pilot sangat penting karena kesehatan prima tuntutan mutlak untuk pilot,” tambah Taufik.

Perhatian yang Serius pada Faktor Kesehatan Penerbangan

Taufik menambahkan, selama ini perhatian kepada faktor kesehatan pada awak penerbangan belum maksimal. Penerapan standar kesehatan yang ketat biasanya justru dilakukan pada penerbangan non-komersial seperti penerbangan-penerbangan yang dilakukan oleh TNI Angkatan Udara. Seharusnya, lanjut Taufik, sesaat sebelum terbang tekanan darah dan kondisi psikologi pilot harus dicek. Terlebih karena saat ini banyak pilot yang memiliki jam terbang tinggi. Bandara memiliki kesibukan yang tinggi, pilot dan awak bisa mengalami kurang istirahat. ”Realitasnya banyak pilot yang sering terbang, tapi tidak sering diperiksa kesehatannya,” ujarnya.
Lebih lanjut Taufik berharap kondisi ini mendapatkan perhatian serius. Hal tersebut bertujuan untuk menjamin keselamatan sebuah penerbangan. Sebab, human error sering menjadi penyebab kecelakaan. Ketua Program Studi KP/FKUI Prof. Bastaman Basuki jmenambahka, standar peraturan kesehatan untuk awak pesawat berjalan lebih baik lagi. “Kita mempunyai balai pemeriksaan kesehatan yang memenuhi standar. Secara undang-undang dan fasilitas kita sudah cukup memadai,” ungkapnya. (WND)

Ilustrasi : https://www.gettyimages.com

 

Related Posts

Leave a Reply