id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Tiga Faktor Pembentuk Kualitas Tempat Hunian Berkelanjutan

Universitas Indonesia > Berita > Tiga Faktor Pembentuk Kualitas Tempat Hunian Berkelanjutan

HunianPembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa mengorbankan kepentingan generasi berikutnya. Salah satu faktor penting dalam pembangunan berkelanjutan adalah masalah kesejahteraan. Indikator dari kesejahteraan, salah satunya, adalah kualitas tempat tinggal.

Memiliki tempat tinggal adalah awal yang baik untuk pemenuhan kebutuhan kesejahteraan, tetapi hal tersebut belum menjamin keberlanjutannya. Untuk memenuhi kualitas yang sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan, tiap orang perlu memahami faktor-faktor pembentuk kesejahteraan yang cocok diterapkan di tempat tinggal masing-masing.

Inilah yang menjadi latar belakang disertasi Lina Tri Mugi Astuti dari Program Studi Ilmu Lingkungan. Disertasi tersebut berjudul “Model Estimasi Kesejahteraan Berkelanjutan Melalui Kualitas Lingkungan Tempat Tinggal di Wilayah Dinamis Suburban.”

Penelitiannya dilakukan dengan model kualitatif di 12 kecamatan di Bekasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kualitas tempat tinggal serta faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya untuk kemudian membentuk suatu model kesejahteraan berkelanjutan.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi kualitas suatu lingkungan hunian adalah faktor modal manusia yang terdiri atas pendidikan, pemahaman lingkungan, perilaku lingkungan dan kesehatan. Faktor lainnya adalah faktor ekonomi (pendapatan, lokasi kerja, lapangan usaha pekerjaan, dan status kerja) dan faktor modal sosial (partisipasi individu, partisipasi pemerintah).

Untuk mewujudkan lingkungan yang baik, pendidikan dalam suatu lingkungan daerah harus baik. Pendidikan akan berdampak pada perilaku masyarakat di daerah tersebut. Sementara itu, pada faktor ekonomi, tingkat pendapatan di suatu lingkungan hunian harus cukup merata dan tidak mempunyai kesenjangan yang tinggi.

Dalam penelitian tersebut juga ditekankan bahwa pada aspek faktor modal sosial, partisipasi dari pemerintah pada daerah hunian harus cukup. Dengan demikian, partisipasi individu akan meningkat baik pada penjagaan lingkungan maupun pada partisipasi kegiatan sosial atau lingkungan.

Inilah tiga faktor yang membentuk model kesejahteraan berkelanjutan pada suatu hunian menurut penelitian Lina Tri Mugi Astuti. Bila tiga faktor ini terpenuhi, suatu hunian dapat dikatakan sehat dan dapat menghasilkan lingkungan dan manusia yang juga sehat, baik untuk masa sekarang maupun untuk generasi di masa mendatang.

 

Penulis: Wanda Ayu

Sumber Ilustrasi: Wikipedia

Related Posts

Leave a Reply