id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Untungnya Puasa Ramadan Satu Bulan Penuh

Universitas Indonesia > Berita > Untungnya Puasa Ramadan Satu Bulan Penuh

PrayerPuasa Ramadan merupakan kesempatan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Kondisi ini dapat dioptimalkan dengan memerhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Lalu bagaimana agar tetap sehat pasca-puasa Ramadan?

Staf Pengajar Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB. mengatakan, efek puasa Ramadan dapat bervariasi tergantung pada wilayah dan lamanya puasa. Penelitian yang menilai dampak kesehatan, menurut Ari, biasanya dilakukan pada daerah dengan waktu puasa Ramadan yang berlangsung belasan jam seperti di Indonesia.

Berbagai penelitian tersebut menunjukkan bahwa selama Ramadan akan terjadi penurunan berat badan, kadar gula darah menjadi terkontrol, kolesterol total akan menurun begitu pula dengan kolesterol jahat (LDL). Akan tetapi, tidak banyak penelitian yang melihat secara lengkap perubahan komposisi tubuh, asupan makan dan dampak setelah Ramadan seperti penelitian yang kami lakukan ini sebelumnya.

Ari melakukan penelitian pada 43 staf medis di RSCM yang melakukan puasa Ramadan pada tahun 2013. Pada penelitian tersebut dilakukan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan komposisi tubuh secara lengkap dengan menggunakn alat khusus yaitu GAIA 359 PLUS (Jawon Medical, South Korea), pemeriksaan antropometri dan analisa asupan makan harian. Pemeriksaan dilakukan pada hari pertama Ramadan, hari ke-28 dan 4-5 minggu setelah puasa Ramadan.

Subjek penelitian diberi kebebasan untuk mengonsumsi makanan seperti biasa saat mereka puasa, serta beraktivitas seperti biasa. Ari dan tim juga melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan komposisi tubuh dengan menggunakan alat untuk mengukur komposisi tubuh dengan sistim pengukuran BIA (Bio Impedance Analysis). Dengan alat tersebut, dapat diukur massa protein, mineral, air, lemak tubuh dan rasio pinggang dan panggul.

Hasil penelitian menunjukkan, selama Ramadan terjadi penurunan berat badan dan perubahan komposisi tubuh kecuali massa protein tubuh. Begitu pula pada rasio pinggang dan pinggul. Menariknya, meskipun asupan kalori ternyata tidak berubah pada hari pertama dan hari terakhir puasa, tetapi pengeluaran energi cenderung meningkat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penurunan lemak tubuh walaupun asupan makan tetap sama. Lebih lanjut Ari menambahkan, akan lebih baik lagi jika asupan makan dapat dikurangi selama puasa.

Penurunan berat badan terjadi lebih besar pada laki-laki dari pada wanita. Penemuan lainnya adalah puasa ternyata tidak menyebabkan penurunan protein tubuh. Hal tersebut baik karena tidak terjadi penurunan protein tubuh, walaupun ada penurunan berat badan dan penurunan kadar lemak tubuh. Protein sangat dibutuhkan untuk kekuatan otot baik otot anggota gerak, maupun otot untuk pernafasan dan otot jantung.

Sayangnya, lanjutan pemeriksaan pada subjek penelitian yang dilakukan setelah 4-5 minggu pasca-puasa Ramadan menunjukkan, komposisi tubuh dan berat badan kembali sama seperti saat hari pertama puasa. Hasil penelitian tersebut sama dengan sejumlah penelitian yang dilakukan di luar negeri. Ari kemudian menyimpulkan bahwa komitmen untuk tetap mempertahankan berat badan selama Ramadan tidak bertahan setelah Ramadan berakhir.

Penelitian Ari diberi judul, “The Ramadan Fasting Decreased Body Fat but Not Protein Mass in Healthy Individuals”. Saat ini, hasil penelitian ini dalam proses publikasi pada jurnal ilmiah dan akan dipresentasikan pada Kongres Gastroenterologi Asia Pasifik akhir tahun ini di Bali. Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM dengan dibantu tim ahli gizi Instalasi Gizi RSCM Jakarta. (dr. Ari)

 

Tulisan lengkap dapat dibaca di https://staff.blog.ui.ac.id/ari.fahrial/2014/07/20/puasa-ramadhan-akan-mengurangi-lemak-tubuh-anda/

Related Posts

Leave a Reply